“PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN”
DISUSUN
OLEH :
Dia Hasna Oktavia Damanik
Viny Alfiomita Saragih
SMA
N 1 RAYA KAHEAN
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya khususnya bagi penulis
yang telah menyelesaikan makalah laporan metode ilmiah yang berjudul “Pengaruh
cahaya terhadap perkembangan dan pertumbuhan kacang hijau”
Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala
– kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru sebagai pembimbing, orang tua
dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi
sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini
terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan
senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan
penulis dapat di capai dengan sempurna. Amin.
Sindar Raya, 14 Agustus 2014
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang……………………………………………………………………………………………………………………1
1.2. Rumusan
masalah………………………………………………………………………………………………………………1
1.3. Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………………..2
1.4.
Manfaat penelitian……………………………………………………………………………………………………………2
BAB II TINAJUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan………………………………………………..3
2.2.
Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan……………………………………………………3
2.3.
Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan……………………4
2.4.
Objek Penelitian (Kacang Hijau) ………………………………………………………………………………………7
2.5.
Hipotesis…………………………………………………………………………………………………………………………..8
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian………………………………………………………………………………………………………………….9
3.2. Tempat
dan Waktu Penelitian…………………………………………………………………………………….……..9
3.3.
Variabel……………………………………………………………………………………………………………………….……..9
3.4. Alat dan
Bahan Penelitian…………………………………………………………………………………………….……9
3.5. Cara
Kerja Penelitian…………………………………………………………………………………………………….……9
3.6. Cara
Pengambilan Data……………………………………………………………………………………………….……9
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Tabel dan Data
Hasil Pengamatan……………………………………………………………………………………10
4.2. Analisa
Data……………………………………………………………………………………………………….……………..11
4.3. Pembahasan
dari Data Hasil Pengamatan………………………………………………………….…………….12
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan…………………………………………………………………………………….……………………………..….13
5.2. Saran…………………………………………….…………………………………………………………………………..….….13
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………….……14
LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………………………………………..15
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan
merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau
ukuran dari seluru/sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan merupakan
bertambahnya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan
dan belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh (Sacharin,1996).
Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan. Faktor-faktor tersebut
dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan
factor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan
faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan
atau ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan adalah cahaya.
Cahaya yang dibutuhkan
tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman. Ada jenis-jenis tumbuhan yang
memerlukan cahaya penuh dan ada pula yang memerlukan remang-remang untuk
pertumbuhannya. Banyak sekali teori yang menjelaskan tentang pengaruh cahaya
terhadap pertumbuhan tumbuhan. Namun teori tersebut belum sepenuhnya dapat
dipelajari jika kita belum mengetahui kebenarannya pada lingkungan kita. Selain
itu, masing banyak siswa dan siswi yang belum dapat menjelaskan pengaruh cahaya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Untuk itu,
penulis mengadakan penelitian untuk lebih mengetahui dan membuktikan
kebenaran teori tersebut. Dengan berlandaskan teori tersebut, didalam
penelitian ini, penulis akan mengamati pertumbuhan dan perkembangan biji kacang
hijau.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang
tersebut dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu :
1. Adakah pengaruh cahaya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau?
2. Bagaimana
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau.
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah di atas, maka tujuan penelitian karya tulis ilmiah Pengaruh
cahaya terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau ini adalah
:
1. Untuk mengetahui pengaruh
cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
2. Untuk mengetahui
perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang diletakan
dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan
tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk
semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan
auksanometer. Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran
sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat
meristematik. Contoh, pertambahan tinggi batang dan jumlah daun.
Perkembangan adalah proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi
tertentu yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak
dapat dihitung) dan irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat
perkembangbiakan.
2.2.
Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan biji.
1. Perkecambahan adalah
munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena pertumbuhan embrio di
dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar lembaga (calon akar =
radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).
A. Struktur Biji
Pada biji tanaman dikotil
maupun monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon) di ujung epikotil terdapat
Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros embrio yang tumbuh ke
atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil
(bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat radikula (calon akar)
adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil,
misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil.
Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam
endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada
jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.
Pada biji dikotil yang
berkecambah, embrio menyerap nutrient dari endosperma (cadangan makanan)
sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.
B. Proses Perkecambahan
Proses Fisika, (a)
Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah
pada biji yang kering.
Proses Kimia, (b) Air
yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberelin (GA). (c)
Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk
sintesis dan mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja menghidrolisis cadangan
makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan
molekul kecil larut dalam air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam
endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma
oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
C. Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe
perkecambahan, yaitu :
·
Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini :
Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada
bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya
terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh :
kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
·
Perkecambahan Hipogeal
Ciri Perkecambahan ini :
Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang plamula tetap menembus tanah.
Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas kotiledon). Umumnya
terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu
hanya kacang kapri.
Pada akhir perkecambahan
terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya, tumbuhan mengalami pertumbuhan,
yaitu :
·
Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi
karena aktivitas meristem apical (terdapat pada ujung batang dan ujung akar),
menyebabkan pemanjangan akar dan batang.
·
Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder
terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosisi pada jaringan meristem sekunder
(lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah besar.
Meristem lateral terbagi atas : Kambium vaskuler (terletak diantara xylem dan
floem menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk xylem dan kearah luar
membentuk floem. dan Kambium gabus (jaringan pelindung yang menggantikan fungsi
jaringan epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan
dikotil.
2.3.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
·
Faktor Internal (Dalam)
A) Faktor
Intraseluler/Genetis
Gen mengandung factor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada
keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel,
misalnya sintesis protein. Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh
tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur
pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang
dikendalikan.
B) Faktor
Interseluler/Fisiologi
Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon adalah
regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu bagian
tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon.Hormon itu diantaranya :
a. Auksin
Hormon ini ditemukan pada
titik tumbuh batang dan selubung daun pertama tanaman monokotil yang disebut
koleoptil, ujung akar, dan ujung batang serta jaringan yang masih
bersifat meristematis. Fungsi Auksin :
(1) Merangsang aktivitas
cambium untuk membentuk xylem dan floem
(2) Mencegah rontoknya
daun, bunga dan buah
(3) Merangsang
pembentukan buah dan bunga
(4) Memacu pembentangan
dan pembelahan sel
(5) Merangsang
pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman
(6) Membantu pembentukan
buah tanpa biji (partenokarpi)
(7) Merangsang
pembentukan akar lateral dan serabut akar
(8) Merangsang dominasi
apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh adanya tunas ujung tanaman. Jika
tunas ujung tanaman dipotong, maka tunas-tunas lateral akan tumbuh.
(9) Memelihara
elastisitas dinding sel
Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin akan terkumpul
disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan atas dengan bagian bawah
sehingga batang tumbuh membengkok keatas.
Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian
tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak merata sehingga pertumbuhan
terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh lebih panjang. Hal ini karena
kandungan auksin pada tempat terang lebih rendah dari tempat gelap. Oleh karena
itu, batang tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya.
b. Giberelin. Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio.
c. Etilen. Berperan dalam
proses pematangan buah dan kerontokan daun.
d. Sitokinin. Berperan
dalam pembelahan sel (sitokinesis)
e. Asam absisat. Berperan
dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
f. Kalin. Berperan dalam
proses organogenesis
g. Asam traumalin.
Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan
jaringan.
·
Faktor Eksternal/Luar
(Lingkungan)
A.
Air
Air termasuk senyawa
utama yang
sangat dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak
berlangsung sehingga tumbuhan mati.
B. Cahaya
Kualitas, intensitas, dan
lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
berbagai proses fisiologi tumbuhan. pada intensitas cahaya berlebih maka auksin
dan klorofil akan rusak sehingga menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada
intensitas kurang cahaya tumbuhan mengalami etiolasi.
Fotoperiodisme adalah Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari).
Berdasarkan panjang hari,
tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a)
Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang
dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya aster, krisan,dahlia, ubi
jalar, kedelai, dan anggrek.
b)
Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih
dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya bayam,
kentang, gandum, kol, bit gula, selada, dan tembakau.
c)
Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsive terhadap panjang hari
untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya bunga matahari.
mawar, kapas, mentimun dan tomat.
C. Kelembapan
Laju transpirasi
dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, transpirasi
akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral
dari dalam
tanah. Meningkatnya
penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
D. Nutrien
Zat makanan bisa terdapat
dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk ion. Nutrien digunakan
tumbuhan untuk sumber energy dan sumber materi untuk sintesis berbagaikomponen
sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang maka akan terjadi
defisiensi (tumbuh tidak sempurna hingga bisa mati) Nutrien dibedekan atas :
·
Makronukrien (unsure makro/butuh dalam
jumlah banyak). Misalnya : C, H, O [defisiensi : Pertumbuhan dan metabolisme
terhambat, akhirnya mati ], N (Nitrogen) [Daun pucat, klorosis/menguning
dan gugur), P (Fosfor), K (Kalium), Ca (Kalsium) [Daun tidak terbentuk] , S
(Sulfur), Mg (Magnesium).
·
Mikronutrien (unsure mikro/butuh dalam
jumlah sedikit). Misalnya : Fe (Besi) [Klorosis], Cl (Klor) [layu], B (Boron),
Mn (Mangan), Mo (Molibdenum), Zn (Seng), Cu (Tembaga).
E. Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan
reproduksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan
baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada suhu 0°C dan
diatas 40°C.
F. Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob pada tumbuhan,
terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan,
antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas
tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen dapat mengalami kematian.
G. pH medium (Tingkat keasaman)
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan
unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral
unsur-unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada
pH asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh
tumbuhan.
Secara khusus, inti dari
penelitian ini adalah keterkaitan antara Hormon auksin dengan intensitas cahaya
matahari yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
2.4.
Objek Penelitian (Kacang Hijau)
Kacang hijau merupakan
salah satu tanaman semusim yang berumur pendek(kurang lebih 60 hari). Tanaman
ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia
tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini:
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Tanaman kacang hijau
berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung
varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan
berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya
trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya
cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai
hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar
pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau
berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek.
Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau
coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Di dalam kacang hijau
terdapat berbagai kandungan, antara lain : Protein (memperkuat daya tahan
tubuh). Kalsium dan fosfor (memperkuat tulang). Vitamin B1 (membantu
proses pertumbuhan dan menghasilkan energy). Vitamin B2 (membantu penyerapan
protein dalam tubuh). Vitamin E (membantu meningkatkan kesuburan). Zat besi
(membantu pembentukan sel darah merah). Magnesium (menjaga fungsi otot dan
syaraf) dan rendah lemak. Terdapat antioksidan yang berguna bagi tubuh.
MAKALAH LAPORAN PENELITIAN
“PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN”
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD FARIS NAUFAL
ANNISA DESIANA
BELLA HIJRANTA UTRI
BELLA HIJRANTA UTRI
FATIMAH ZAHRA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah laporan metode ilmiah
yang berjudul “Pengaruh cahaya terhadap perkembangan dan pertumbuhan kacang
hijau”
Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala
– kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru sebagai pembimbing, orang tua
dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi
sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini
terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan
senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan
penulis dapat di capai dengan sempurna. Amin.
Talawi,
13 Agustus 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………………………………………….ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang……………………………………………………………………………………………………………………1
1.2. Rumusan
masalah………………………………………………………………………………………………………………1
1.3. Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………………..2
1.4.
Manfaat penelitian……………………………………………………………………………………………………………2
BAB
II TINAJUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan………………………………………………..3
2.2.
Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan……………………………………………………3
2.3.
Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan……………………4
2.4.
Objek Penelitian (Kacang Hijau) ………………………………………………………………………………………7
2.5.
Hipotesis…………………………………………………………………………………………………………………………..8
BAB
III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian………………………………………………………………………………………………………………….9
3.2.
Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………………………………………………….……..9
3.3.
Variabel……………………………………………………………………………………………………………………….……..9
3.4.
Alat dan Bahan Penelitian…………………………………………………………………………………………….……9
3.5.
Cara Kerja Penelitian…………………………………………………………………………………………………….……9
3.6.
Cara Pengambilan Data……………………………………………………………………………………………….……9
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Tabel dan Data Hasil Pengamatan……………………………………………………………………………………10
4.2.
Analisa Data……………………………………………………………………………………………………….……………..11
4.3.
Pembahasan dari Data Hasil Pengamatan………………………………………………………….…………….12
BAB
V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan…………………………………………………………………………………….……………………………..….13
5.2. Saran…………………………………………….…………………………………………………………………………..….….13
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………….……14
LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………………………………………..15
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan
merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau
ukuran dari seluru/sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan merupakan
bertambahnya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan
dan belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh (Sacharin,1996).
Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada banyak faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan. Faktor-faktor tersebut
dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan
factor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan
faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan
atau ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan adalah cahaya.
Cahaya
yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman. Ada jenis-jenis
tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh dan ada pula yang memerlukan
remang-remang untuk pertumbuhannya. Banyak sekali teori yang menjelaskan
tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan. Namun teori tersebut
belum sepenuhnya dapat dipelajari jika kita belum mengetahui kebenarannya pada
lingkungan kita. Selain itu, masing banyak siswa dan siswi yang belum dapat
menjelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Untuk itu,
penulis mengadakan penelitian untuk lebih mengetahui dan membuktikan
kebenaran teori tersebut. Dengan berlandaskan teori tersebut, didalam
penelitian ini, penulis akan mengamati pertumbuhan dan perkembangan biji kacang
hijau.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu
:
1. Adakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
hijau?
2.
Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
hijau.
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian karya tulis ilmiah Pengaruh
cahaya
terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau ini adalah
:
1. Untuk mengetahui pengaruh
cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
2.
Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang
diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya.
1.4.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat untuk
penulis
Dengan adanya penulisan karya tulis ilmiah ini, dapat memberikan pengalaman
serta pengetahuan bagi penulis tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji
kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya.
2.
Manfaat untuk pembaca
Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
dan perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji
kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya,
sehingga menanam kacang hijau dengan intensitas cahaya yang tepat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan
tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk
semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan
auksanometer. Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran
sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat
meristematik. Contoh, pertambahan tinggi batang dan jumlah daun.
Perkembangan adalah proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi
tertentu yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak
dapat dihitung) dan irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat perkembangbiakan.
2.2.
Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan biji.
1.
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena
pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar
lembaga (calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga
(kaulikulus).
A.
Struktur Biji
Pada
biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon) di
ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros
embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama,
sedangkan Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat radikula
(calon akar) adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi
akar primer.
Pada
tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil.
Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam
endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada
jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.
Pada
biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari endosperma
(cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.
B.
Proses Perkecambahan
Proses
Fisika, (a) Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial
air rendah pada biji yang kering.
Proses
Kimia, (b) Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone
giberelin (GA). (c) Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar
endosperma) untuk sintesis dan mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja
menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma.
Proses ini menghasilkan molekul kecil larut dalam air, missal enzim amylase
menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat
lain diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi
bibit tanaman.
C.
Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe
perkecambahan, yaitu :
·
Perkecambahan
Epigeal
Ciri
Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah.
Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon).
Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali
kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
·
Perkecambahan
Hipogeal
Ciri
Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang plamula tetap
menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas
kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi.
dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.
Pada
akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya, tumbuhan
mengalami pertumbuhan, yaitu :
·
Pertumbuhan
Primer
Pertumbuhan
yang terjadi karena aktivitas meristem apical (terdapat pada ujung batang dan
ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar dan batang.
·
Pertumbuhan
Sekunder
Pertumbuhan
sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosisi pada jaringan meristem
sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah
besar. Meristem lateral terbagi atas : Kambium vaskuler (terletak diantara
xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk xylem dan
kearah luar membentuk floem. dan Kambium gabus (jaringan pelindung yang
menggantikan fungsi jaringan epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan sekunder
terjadi pada tumbuhan dikotil.
2.3.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
·
Faktor Internal
(Dalam)
A)
Faktor Intraseluler/Genetis
Gen mengandung factor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada
keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel,
misalnya sintesis protein. Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh
tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur
pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang
dikendalikan.
B)
Faktor Interseluler/Fisiologi
Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon adalah
regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu bagian
tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon.Hormon itu diantaranya :
a. Auksin
Hormon
ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun pertama tanaman
monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan ujung batang serta
jaringan yang masih bersifat meristematis. Fungsi Auksin :
(1)
Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem
(2)
Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah
(3)
Merangsang pembentukan buah dan bunga
(4)
Memacu pembentangan dan pembelahan sel
(5)
Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman
(6)
Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
(7)
Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar
(8)
Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh adanya tunas
ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka tunas-tunas lateral akan
tumbuh.
(9)
Memelihara elastisitas dinding sel
Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin akan terkumpul
disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan atas dengan bagian bawah
sehingga batang tumbuh membengkok keatas.
Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian
tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak merata sehingga pertumbuhan
terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh lebih panjang. Hal ini karena
kandungan auksin pada tempat terang lebih rendah dari tempat gelap. Oleh karena
itu, batang tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya.
b. Giberelin. Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio.
c.
Etilen. Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
d.
Sitokinin. Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis)
e.
Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
f.
Kalin. Berperan dalam proses organogenesis
g.
Asam traumalin. Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami
kerusakan jaringan.
·
Faktor
Eksternal/Luar (Lingkungan)
A.
Air
Air
termasuk senyawa
utama yang
sangat dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak
berlangsung sehingga tumbuhan mati.
B.
Cahaya
Kualitas,
intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. pada intensitas cahaya
berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak sehingga menghambat pertumbuhan.
Sebaliknya, pada intensitas kurang cahaya tumbuhan mengalami etiolasi.
Fotoperiodisme adalah Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari).
Berdasarkan
panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a)
Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang
dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya aster, krisan,dahlia, ubi
jalar, kedelai, dan anggrek.
b)
Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih
dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya bayam,
kentang, gandum, kol, bit gula, selada, dan tembakau.
c)
Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsive terhadap panjang hari
untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya bunga matahari.
mawar, kapas, mentimun dan tomat.
C. Kelembapan
Laju
transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah,
transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air
dan mineral dari dalam
tanah.
Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan
tanaman.
D. Nutrien
Zat
makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk ion.
Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber materi untuk sintesis
berbagaikomponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang
maka akan terjadi defisiensi (tumbuh tidak sempurna hingga bisa mati) Nutrien
dibedekan atas :
·
Makronukrien
(unsure makro/butuh dalam jumlah banyak). Misalnya : C, H, O [defisiensi :
Pertumbuhan dan metabolisme terhambat, akhirnya mati ], N (Nitrogen)
[Daun pucat, klorosis/menguning dan gugur), P (Fosfor), K (Kalium), Ca
(Kalsium) [Daun tidak terbentuk] , S (Sulfur), Mg (Magnesium).
·
Mikronutrien
(unsure mikro/butuh dalam jumlah sedikit). Misalnya : Fe (Besi) [Klorosis], Cl
(Klor) [layu], B (Boron), Mn (Mangan), Mo (Molibdenum), Zn (Seng), Cu
(Tembaga).
E.
Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan
reproduksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan
baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada suhu 0°C dan
diatas 40°C.
F.
Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob pada tumbuhan,
terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan,
antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas
tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen dapat mengalami kematian.
G. pH medium (Tingkat keasaman)
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan
unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral
unsur-unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada
pH asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh
tumbuhan.
Secara
khusus, inti dari penelitian ini adalah keterkaitan antara Hormon auksin dengan
intensitas cahaya matahari yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
kacang hijau.
2.4.
Objek Penelitian (Kacang Hijau)
Kacang
hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek(kurang lebih 60
hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini:
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Tanaman
kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60
cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk
bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu.
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai
daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda
sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan,
keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang
hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu
pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam
atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Di
dalam kacang hijau terdapat berbagai kandungan, antara lain : Protein
(memperkuat daya tahan tubuh). Kalsium dan fosfor (memperkuat tulang).
Vitamin B1 (membantu proses pertumbuhan dan menghasilkan energy). Vitamin
B2 (membantu penyerapan protein dalam tubuh). Vitamin E (membantu meningkatkan
kesuburan). Zat besi (membantu pembentukan sel darah merah). Magnesium (menjaga
fungsi otot dan syaraf) dan rendah lemak. Terdapat antioksidan yang berguna bagi
tubuh.
2.5.
Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan, yaitu menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Tumbuhan biji kacang hijau yang berada dilingkungan yang intensitas cahayanya
berbeda akan menghasilkan tinggi yang berbeda. Tumbuhan di tempat gelap akan
lebih cepat tinggi daripada tumbuhan yang berada di tempat terang/bercahaya.
Namun, memiliki perbedaan morfologi, meliputi : keadaan akar, batang dan daun
tumbuhan kacang hijau.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen
adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek
penelitian serta adanya kontrol (Nazir,2003).
3.2.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
: Disekolah
Waktu
: Kamis, 18
Juli – Rabu, 24 Juli 2013 ( 7 hari )
3.3.
Variabel
Variabel
bebas adalah Cahaya matahari.
Variabel
terikat adalah Morfologi kacang Hijau.
Variabel
terkendali adalah Polibek, Tanah, biji kacang hijau, dan Penyiraman.
]
3.4.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat
dan Bahan yang digunakan :
1.
Biji kacang hijau
2. Polibek hitam
3. Tanah
4. Air
5. Mistar dan kertas
3.5.
Cara Kerja Penelitian
1. Rendam biji kacang hiaju selama semalam (±18 jam)
2. Sediakan dua buah polibek yang diisi dengan tanah berkualitas sama
3. Letakkan 5 biji kacang hijau kedalam polibek
4.
Beri label “A2“ pada polibeg yang akan diletakkan pada tempat terang, dan label
“B2” untuk tempat gelap
5.
Untuk tempat gelap, agar terhindar dari cahaya matahari tutup dengan kardus.
6.
Siramlah kacang hijau setiap hari
7.
Ukur dan amati setiap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau setiap harinya.
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari
hasil penelitian pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
biji kacang hijau, dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan
tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang hijau.
Dari
penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji
kacang hijau, biji kacang hijau yang diletakan ditempat gelap dan terang akan
mempunyai perbedaan. Biji kacang hijau yang terkena cahaya matahari secara
langsung (terang) pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebar & tebal,
berwarna hijau, batang tegak, kokoh. Sedangkan, biji kacang hijau yang tidak
terkena cahaya matahari (gelap) pertumbuhannya lebih cepat tinggi (etiolasi)
dan daunnya tipis, berwarna pucat, batang melengkung tidak kokoh. Hal ini
terjadi karena cahaya memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam
pertumbuhan meninggi (primer). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
telah dibuat sebelumnya telah benar.
5.2.
Saran
Sebaiknya, percobaan
dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas dan lebih
detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang berada ditempat terang
dan berada ditempat gelap. Juga peralatan yang lebih komplit dan modern,
seperti bukan menggunakan mistar tetapi menggunakan auksanometer agar hasil
lebih akurat.
Sebaiknya,
menanamnya di aqua gelas yang bening agar ketika difoto tampak jelas dari ujung
akar hingga ujung daun. Dan sebaiknya medium tempat tumbuh kacang hijau
tersebut lebih besar, agar pertumbuannya maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aryuli,
Diah., Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang Widi Winarni. 2007. Biologi
3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta :
Esis.
Kusumawati,
Rohana., dan Wigati Hadi Omegawati. 2013. PR
Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten : Intan
Pariwara.
Syamsuri,
Istamar dkk. 2004. Biologi untuk SMA kelas 3A. Malang : Erlangga
Rachmawati,
Faidah., Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2009. BSE Biologi Untuk SMA Kelas XII
Program IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun
2009.
Sumber
dari Internet :
LAPORAN PENGAMATAN “PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KACANG HIJAU”
MAKALAH LAPORAN PENELITIAN
“PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN”
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD FARIS NAUFAL
ANNISA DESIANA
BELLA HIJRANTA UTRI
BELLA HIJRANTA UTRI
FATIMAH ZAHRA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah laporan metode ilmiah
yang berjudul “Pengaruh cahaya terhadap perkembangan dan pertumbuhan kacang
hijau”
Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala
– kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru sebagai pembimbing, orang tua
dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi
sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini
terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan
senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan
penulis dapat di capai dengan sempurna. Amin.
Talawi,
13 Agustus 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………………………………………….ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang……………………………………………………………………………………………………………………1
1.2. Rumusan
masalah………………………………………………………………………………………………………………1
1.3. Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………………..2
1.4.
Manfaat penelitian……………………………………………………………………………………………………………2
BAB
II TINAJUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan………………………………………………..3
2.2.
Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan……………………………………………………3
2.3.
Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan……………………4
2.4.
Objek Penelitian (Kacang Hijau) ………………………………………………………………………………………7
2.5.
Hipotesis…………………………………………………………………………………………………………………………..8
BAB
III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian………………………………………………………………………………………………………………….9
3.2.
Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………………………………………………….……..9
3.3.
Variabel……………………………………………………………………………………………………………………….……..9
3.4.
Alat dan Bahan Penelitian…………………………………………………………………………………………….……9
3.5.
Cara Kerja Penelitian…………………………………………………………………………………………………….……9
3.6.
Cara Pengambilan Data……………………………………………………………………………………………….……9
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Tabel dan Data Hasil Pengamatan……………………………………………………………………………………10
4.2.
Analisa Data……………………………………………………………………………………………………….……………..11
4.3.
Pembahasan dari Data Hasil Pengamatan………………………………………………………….…………….12
BAB
V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan…………………………………………………………………………………….……………………………..….13
5.2. Saran…………………………………………….…………………………………………………………………………..….….13
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………….……14
LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………………………………………..15
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan
merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau
ukuran dari seluru/sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan merupakan
bertambahnya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan
dan belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh (Sacharin,1996).
Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada banyak faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan. Faktor-faktor tersebut
dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan factor
fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan faktor
yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau
ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan adalah cahaya.
Cahaya
yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman. Ada jenis-jenis
tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh dan ada pula yang memerlukan
remang-remang untuk pertumbuhannya. Banyak sekali teori yang menjelaskan
tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan. Namun teori tersebut
belum sepenuhnya dapat dipelajari jika kita belum mengetahui kebenarannya pada
lingkungan kita. Selain itu, masing banyak siswa dan siswi yang belum dapat
menjelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Untuk itu,
penulis mengadakan penelitian untuk lebih mengetahui dan membuktikan
kebenaran teori tersebut. Dengan berlandaskan teori tersebut, didalam
penelitian ini, penulis akan mengamati pertumbuhan dan perkembangan biji kacang
hijau.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu
:
1. Adakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
hijau?
2.
Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
hijau.
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian karya tulis ilmiah Pengaruh
cahaya
terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau ini adalah
:
1. Untuk mengetahui pengaruh
cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
2.
Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang
diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya.
1.4.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat untuk
penulis
Dengan adanya penulisan karya tulis ilmiah ini, dapat memberikan pengalaman
serta pengetahuan bagi penulis tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji
kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya.
2.
Manfaat untuk pembaca
Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
dan perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji
kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya,
sehingga menanam kacang hijau dengan intensitas cahaya yang tepat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan
tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk
semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan
auksanometer. Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran
sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat
meristematik. Contoh, pertambahan tinggi batang dan jumlah daun.
Perkembangan adalah proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi
tertentu yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak
dapat dihitung) dan irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat
perkembangbiakan.
2.2.
Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan biji.
1.
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena
pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar
lembaga (calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga
(kaulikulus).
A.
Struktur Biji
Pada
biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon) di
ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros
embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama,
sedangkan Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat radikula
(calon akar) adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi
akar primer.
Pada
tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil.
Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam
endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada
jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.
Pada
biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari endosperma
(cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.
B.
Proses Perkecambahan
Proses
Fisika, (a) Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial
air rendah pada biji yang kering.
Proses
Kimia, (b) Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone
giberelin (GA). (c) Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar
endosperma) untuk sintesis dan mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja
menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma.
Proses ini menghasilkan molekul kecil larut dalam air, missal enzim amylase
menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat
lain diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi
bibit tanaman.
C.
Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe
perkecambahan, yaitu :
·
Perkecambahan
Epigeal
Ciri
Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah.
Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon).
Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali
kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
·
Perkecambahan
Hipogeal
Ciri
Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang plamula tetap
menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas
kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi.
dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.
Pada
akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya, tumbuhan
mengalami pertumbuhan, yaitu :
·
Pertumbuhan
Primer
Pertumbuhan
yang terjadi karena aktivitas meristem apical (terdapat pada ujung batang dan
ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar dan batang.
·
Pertumbuhan
Sekunder
Pertumbuhan
sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosisi pada jaringan meristem
sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah
besar. Meristem lateral terbagi atas : Kambium vaskuler (terletak diantara
xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk xylem dan
kearah luar membentuk floem. dan Kambium gabus (jaringan pelindung yang
menggantikan fungsi jaringan epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan sekunder
terjadi pada tumbuhan dikotil.
2.3.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
·
Faktor Internal
(Dalam)
A)
Faktor Intraseluler/Genetis
Gen mengandung factor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada
keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel,
misalnya sintesis protein. Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh
tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur
pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang
dikendalikan.
B)
Faktor Interseluler/Fisiologi
Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon adalah
regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu bagian
tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon.Hormon itu diantaranya :
a. Auksin
Hormon
ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun pertama tanaman
monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan ujung batang serta
jaringan yang masih bersifat meristematis. Fungsi Auksin :
(1)
Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem
(2)
Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah
(3)
Merangsang pembentukan buah dan bunga
(4)
Memacu pembentangan dan pembelahan sel
(5)
Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman
(6)
Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
(7)
Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar
(8)
Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh adanya tunas
ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka tunas-tunas lateral akan
tumbuh.
(9)
Memelihara elastisitas dinding sel
Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin akan terkumpul
disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan atas dengan bagian bawah
sehingga batang tumbuh membengkok keatas.
Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian
tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak merata sehingga pertumbuhan
terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh lebih panjang. Hal ini karena
kandungan auksin pada tempat terang lebih rendah dari tempat gelap. Oleh karena
itu, batang tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya.
b. Giberelin. Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio.
c.
Etilen. Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
d.
Sitokinin. Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis)
e.
Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
f.
Kalin. Berperan dalam proses organogenesis
g.
Asam traumalin. Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami
kerusakan jaringan.
·
Faktor
Eksternal/Luar (Lingkungan)
A.
Air
Air
termasuk senyawa
utama yang
sangat dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak
berlangsung sehingga tumbuhan mati.
B.
Cahaya
Kualitas,
intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. pada intensitas cahaya
berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak sehingga menghambat pertumbuhan.
Sebaliknya, pada intensitas kurang cahaya tumbuhan mengalami etiolasi.
Fotoperiodisme adalah Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari).
Berdasarkan
panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a)
Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang
dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya aster, krisan,dahlia, ubi
jalar, kedelai, dan anggrek.
b)
Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih
dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya bayam,
kentang, gandum, kol, bit gula, selada, dan tembakau.
c)
Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsive terhadap panjang hari
untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya bunga matahari.
mawar, kapas, mentimun dan tomat.
C. Kelembapan
Laju
transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah,
transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air
dan mineral dari dalam
tanah.
Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan
tanaman.
D. Nutrien
Zat
makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk ion.
Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber materi untuk sintesis
berbagaikomponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang
maka akan terjadi defisiensi (tumbuh tidak sempurna hingga bisa mati) Nutrien
dibedekan atas :
·
Makronukrien
(unsure makro/butuh dalam jumlah banyak). Misalnya : C, H, O [defisiensi :
Pertumbuhan dan metabolisme terhambat, akhirnya mati ], N (Nitrogen)
[Daun pucat, klorosis/menguning dan gugur), P (Fosfor), K (Kalium), Ca
(Kalsium) [Daun tidak terbentuk] , S (Sulfur), Mg (Magnesium).
·
Mikronutrien
(unsure mikro/butuh dalam jumlah sedikit). Misalnya : Fe (Besi) [Klorosis], Cl
(Klor) [layu], B (Boron), Mn (Mangan), Mo (Molibdenum), Zn (Seng), Cu
(Tembaga).
E.
Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan
reproduksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan
baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada suhu 0°C dan
diatas 40°C.
F.
Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob pada tumbuhan,
terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan,
antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas
tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen dapat mengalami kematian.
G. pH medium (Tingkat keasaman)
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan
unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral
unsur-unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada
pH asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh
tumbuhan.
Secara
khusus, inti dari penelitian ini adalah keterkaitan antara Hormon auksin dengan
intensitas cahaya matahari yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
kacang hijau.
2.4.
Objek Penelitian (Kacang Hijau)
Kacang
hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek(kurang lebih 60
hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini:
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Tanaman
kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60
cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk
bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu.
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai
daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda
sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan,
keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang
hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu
pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam
atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Di
dalam kacang hijau terdapat berbagai kandungan, antara lain : Protein
(memperkuat daya tahan tubuh). Kalsium dan fosfor (memperkuat tulang).
Vitamin B1 (membantu proses pertumbuhan dan menghasilkan energy). Vitamin
B2 (membantu penyerapan protein dalam tubuh). Vitamin E (membantu meningkatkan
kesuburan). Zat besi (membantu pembentukan sel darah merah). Magnesium (menjaga
fungsi otot dan syaraf) dan rendah lemak. Terdapat antioksidan yang berguna
bagi tubuh.
2.5.
Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan, yaitu menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Tumbuhan biji kacang hijau yang berada dilingkungan yang intensitas cahayanya
berbeda akan menghasilkan tinggi yang berbeda. Tumbuhan di tempat gelap akan
lebih cepat tinggi daripada tumbuhan yang berada di tempat terang/bercahaya.
Namun, memiliki perbedaan morfologi, meliputi : keadaan akar, batang dan daun
tumbuhan kacang hijau.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen
adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek
penelitian serta adanya kontrol (Nazir,2003).
3.2.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
: Disekolah
Waktu
: Kamis, 18
Juli – Rabu, 24 Juli 2013 ( 7 hari )
3.3.
Variabel
Variabel
bebas adalah Cahaya matahari.
Variabel
terikat adalah Morfologi kacang Hijau.
Variabel
terkendali adalah Polibek, Tanah, biji kacang hijau, dan Penyiraman.
3.4.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat
dan Bahan yang digunakan :
1. Biji kacang hijau
2. Polibek hitam
3. Tanah
4. Air
5. Mistar dan kertas
3.5.
Cara Kerja Penelitian
1. Rendam biji kacang hiaju selama semalam (±18 jam)
2. Sediakan dua buah polibek yang diisi dengan tanah berkualitas sama
3. Letakkan 5 biji kacang hijau kedalam polibek
4.
Beri label “A2“ pada polibeg yang akan diletakkan pada tempat terang, dan label
“B2” untuk tempat gelap
5.
Untuk tempat gelap, agar terhindar dari cahaya matahari tutup dengan kardus.
6.
Siramlah kacang hijau setiap hari
7.
Ukur dan amati setiap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau setiap harinya.
3.6.
Cara Pengambilan Data
Data diukur dan dicatat setiap hari pada pukul 17.00 WIB. Ketika pengukuran
agar jelas tumbuhan mana yang akan diukur maka kami memberi tanda, agar untuk
hari selanjutnya data yang didapat tidak rancu.
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari
hasil penelitian pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
biji kacang hijau, dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan
tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang hijau.
Dari
penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji
kacang hijau, biji kacang hijau yang diletakan ditempat gelap dan terang akan
mempunyai perbedaan. Biji kacang hijau yang terkena cahaya matahari secara
langsung (terang) pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebar & tebal,
berwarna hijau, batang tegak, kokoh. Sedangkan, biji kacang hijau yang tidak
terkena cahaya matahari (gelap) pertumbuhannya lebih cepat tinggi (etiolasi)
dan daunnya tipis, berwarna pucat, batang melengkung tidak kokoh. Hal ini
terjadi karena cahaya memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam
pertumbuhan meninggi (primer). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
telah dibuat sebelumnya telah benar.
5.2.
Saran
Sebaiknya, percobaan
dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas dan lebih
detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang berada ditempat terang
dan berada ditempat gelap. Juga peralatan yang lebih komplit dan modern,
seperti bukan menggunakan mistar tetapi menggunakan auksanometer agar hasil
lebih akurat.
Sebaiknya,
menanamnya di aqua gelas yang bening agar ketika difoto tampak jelas dari ujung
akar hingga ujung daun. Dan sebaiknya medium tempat tumbuh kacang hijau
tersebut lebih besar, agar pertumbuannya maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aryuli,
Diah., Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang Widi Winarni. 2007. Biologi
3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta :
Esis.
Kusumawati,
Rohana., dan Wigati Hadi Omegawati. 2013. PR
Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten : Intan
Pariwara.
Syamsuri,
Istamar dkk. 2004. Biologi untuk SMA kelas 3A. Malang : Erlangga
Rachmawati,
Faidah., Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2009. BSE Biologi Untuk SMA Kelas XII
Program IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun
2009.
Sumber
dari Internet :
BAB III METODE
PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen
adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek
penelitian serta adanya kontrol (Nazir,2003).
3.2.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
: Disekolah
Waktu
: Kamis, 18
Juli – Rabu, 24 Juli 2013 ( 7 hari )
3.3.
Variabel
Variabel bebas adalah
Cahaya matahari.
Variabel terikat adalah
Morfologi kacang Hijau.
Variabel terkendali
adalah Polibek, Tanah, biji kacang hijau, dan Penyiraman.
3.4.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan Bahan yang
digunakan :
1. Biji kacang hijau
2. Polibek hitam
3. Tanah
4. Air
5. Mistar dan kertas
3.5.
Cara Kerja Penelitian
1. Rendam biji kacang hiaju selama semalam (±18 jam)
2. Sediakan dua buah polibek yang diisi dengan tanah berkualitas sama
3. Letakkan 5 biji kacang hijau kedalam polibek
4. Beri label “A2“ pada
polibeg yang akan diletakkan pada tempat terang, dan label “B2” untuk tempat
gelap
5. Untuk tempat gelap,
agar terhindar dari cahaya matahari tutup dengan kardus.
6. Siramlah kacang hijau
setiap hari
7. Ukur dan amati setiap
pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau setiap harinya.
3.6.
Cara Pengambilan Data
Data diukur dan dicatat setiap hari pada pukul 17.00 WIB. Ketika pengukuran
agar jelas tumbuhan mana yang akan diukur maka kami memberi tanda, agar untuk
hari selanjutnya data yang didapat tidak rancu.
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Tabel dan Data Hasil Penelitian
A.
Tempat terang
1) Tabel Pertumbuhan
Hari Ke
|
Pertumbuhan (cm)
|
Rata-rata (cm)
|
||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
||
1
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
2
|
0.80
|
0.80
|
0.80
|
0.80
|
0.80
|
0.80
|
3
|
2.70
|
2.65
|
2.60
|
2.70
|
2.65
|
2.66
|
4
|
7.20
|
7.30
|
7.00
|
7.30
|
7.30
|
7.22
|
5
|
12.20
|
10.94
|
9.50
|
12.00
|
11.35
|
11.19
|
6
|
13.30
|
14.50
|
12.20
|
14.20
|
15.40
|
13.92
|
7
|
14.50
|
18.00
|
14.50
|
16.30
|
17.40
|
16.14
|
2) Tabel Perkembangan
Hari Ke-
|
Perkembangan
|
1
|
–
|
2
|
Akar mulai menembus tanah dan
sebagai plamula mulai tampak
|
3
|
Akar mulai menamcap ketanah,
Hipokotil keatas dan warna biji hijau muda
|
4
|
Akar menancap kokoh ketanah, daun
muncul bewarna hijau terbuka dan batang hijau kuat
|
5
|
Daun terbuka semuanya dan mengarah
kematahari
|
6
|
Daun makin tebal dan bewarna hijau
segar
|
7
|
Tumbuhan segar dan batang kokoh
|
B.
Tempat Gelap
1) Tabel Pertumbuhan
Hari Ke
|
Pertumbuhan (cm)
|
Rata-rata (cm)
|
||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
||
1
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
2
|
1.00
|
1.00
|
1.00
|
1.00
|
1.00
|
1.00
|
3
|
3.80
|
3.80
|
3.90
|
3.90
|
3.90
|
3.86
|
4
|
9.00
|
9.00
|
9.20
|
9.15
|
9.10
|
9.09
|
5
|
14.5
|
14.50
|
15.50
|
16.00
|
15.10
|
15.11
|
6
|
21.00
|
22.30
|
21.70
|
22.40
|
20.30
|
21.54
|
7
|
26.00
|
24.50
|
25.00
|
27.50
|
23.50
|
25.30
|
2) Tabel Perkembangan
Hari Ke-
|
Perkembangan
|
1
|
–
|
2
|
Akar mulai menembus tanah dan
sebagai plamula mulai tampak
|
3
|
Akar mulai menamcap ke tanah,
Hipokotil keatas dan warna biji kuning muda dan ada juga bewarna merah muda
|
4
|
Akar menancap kokoh ke tanah, daun
muncul tapi menguncup kekuningan dan batang putih pucat
|
5
|
Daun masih mengatup,Batang lemah
pucat dan tumbuh menyebar
|
6
|
Daun kuning tetap menguncup,
Batang makin pucat dan lemah
|
7
|
Tumbuhan pucat, daun tidak
berkembang
|
4.2
Analisis Data
Pada dasarnya tumbuhan
membutuhkan cahaya. Banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan
berbeda-beda. Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan biji kacang hijau dengan merendam kacang hijau selama 18 jam dan
meletakan 5 biji kacang hijau ke dalam polibek (polibek A2 dan polibeg B2) lalu
meletakkan polibek A2 di tempat terang dan polibek B2 ditempat gelap. Dari
tabel dan grafik pengamatan tinggi tanaman yang telah diukur setelah 7 hari,
ternyata didapat rata-rata tinggi tanaman kacang hijau yang ditanam ditempat
terang dan gelap adalah :
XA2
=
∑Tinggi Tanaman Tempat terang/6 = 49.122/6 = 8.19
cm
XB2 =
∑Ttinggi Tanaman Tempat gelap/6 = 72.858/6 =
12.14 cm
Jadi, selisih tinggi
tanaman kacang hijau yang ditanam ditempat terang dan gelap adalah :
X
= X2 – X1
= 12.14 – 8.19
= 3.95
Keterangan :
X1 :
Tanaman tempat
terang
∑1 = Jumlah tinggi tanaman tempat terang
X2 :
Tanaman tempat
gelap
∑2 = Jumlah tinggi tanaman tempat gelap
X : Selisih tinggi
tanaman
n = Jumlah hari selama penelitian (6 hari karena pada hari pertama tidak
mengalami pertumbuhan)
4.3.
Pembahasan dari Data Hasil Penelitian
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pertumbuhan dan perkembangan di tempat yang terkena cahaya dan yang
tidak terkena cahaya (gelap). Hal ini menunjukkan bahwa cahaya mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
Apabila ditanam di tempat
gelap, maka tanaman kecambah akan tumbuh lebih panjang daripada normalnya.
Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin.
Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat
peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan
terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai
sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan
lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik
tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus
tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga
daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi
Jika ditanam di tempat
terang, maka kecambah akan tumbuh lebih pendek daripada yang ditanam di tempat
gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon
auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai
dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat.
Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik
tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan
berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
BAB
V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian
pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau,
dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan
berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang hijau.
Dari penelitian yang
telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang hijau, biji
kacang hijau yang diletakan ditempat gelap dan terang akan mempunyai perbedaan.
Biji kacang hijau yang terkena cahaya matahari secara langsung (terang)
pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebar & tebal, berwarna hijau, batang
tegak, kokoh. Sedangkan, biji kacang hijau yang tidak terkena cahaya matahari
(gelap) pertumbuhannya lebih cepat tinggi (etiolasi) dan daunnya tipis,
berwarna pucat, batang melengkung tidak kokoh. Hal ini terjadi karena cahaya
memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam pertumbuhan meninggi
(primer). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dibuat
sebelumnya telah benar.
5.2.
Saran
Sebaiknya, percobaan
dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas dan lebih
detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang berada ditempat terang
dan berada ditempat gelap. Juga peralatan yang lebih komplit dan modern,
seperti bukan menggunakan mistar tetapi menggunakan auksanometer agar hasil
lebih akurat.
Sebaiknya, menanamnya di
aqua gelas yang bening agar ketika difoto tampak jelas dari ujung akar hingga
ujung daun. Dan sebaiknya medium tempat tumbuh kacang hijau tersebut lebih
besar, agar pertumbuannya maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Aryuli, Diah., Choirul
Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang Widi Winarni. 2007. Biologi 3 SMA dan
MA untuk Kelas XII. Jakarta : Esis.
Kusumawati, Rohana., dan Wigati
Hadi Omegawati. 2013. PR Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten :
Intan Pariwara.
Syamsuri, Istamar dkk.
2004. Biologi untuk SMA kelas 3A. Malang : Erlangga
Rachmawati, Faidah.,
Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2009. BSE Biologi Untuk SMA Kelas XII Program IPA.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009.
Sumber dari Internet :